KARYA
ILMIAH
PEMANFAATAN
KOMIK SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN BIOLOGI DALAM MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP
BIOLOGI
Oleh: Laila Septiana Shabrina (4401412030)
Oleh: Laila Septiana Shabrina (4401412030)
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Salah satu
media hiburan yang sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari adalah komik,
mungkin tak pernah kita sadari bahwa masa kecil kita tidak terlepas dari media
visual yang satu ini. Kita dapat belajar banyak dalam komik yaitu belajar
mambaca, memahami cerita dengan cara visualisasi dan mengenal warna.
Komik pun
dapat digunakan sebagai media pembelajaran dalam dunia pendidikan karena komik
dapat dirancang sesuai dengan materi yang akan disampaikan. Dalam hal ini komik
berfungsi sebagai penyampai pesan pembelajaran dengan media visual yang dikemas
semenarik mungkin agar siswa atau peserta didik lebih tertarik untuk belajar.
Media
pembelajaran adalah salah satu faktor utama yang dapat mempengaruhi hasil
belajar peserta didik, karena melalui medialah pesan pembelajaran dapat
disampaikan sesuai dengan tujuan pembelajaran tersebut. Untuk mewujudkan
efektivitas dalam belajar dan mengajar maka harus memperhatikan bagaimana pesan
pembelajaran tersebut dirancang agar siswa merasa tertarik untuk belajar.
Mata pelajaran Biologi merupakan salah satu bagian
dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), yang mempelajari seluk beluk makhluk hidup
mulai dari molekul, sel, jaringan, organ, sistem organ, individu, populasi,
komunitas, bioma, hewan, tumbuhan, protista serta gejala-gejala yang
terjadi di bumi ini baik gejala benda ataupun gejala peristiwa. Siswa yang
telah mengalami kegiatan pembelajaran mata pelajaran Biologi diharapkan mampu
memperlihatkan perubahan-perubahan dalam ranah kognitif, ranah afektif, dan
ranah psikomotorik yang lebih baik dari sebelumnya pada bidang itu. Namun
sering kali siswa mengalami kesulitan dalam mempelajari mata pelajaran Biologi.
Mata pelajaran ini dianggap sulit, ruang lingkupnya luas, siswa cenderung
merasa malas belajar Biologi karena mereka berpikir bahwa Biologi hanya berisi
hafalan nama-nama ilmiah dan istilah ilmiah yang mereka rasa sulit untuk
diingat oleh mereka. Siswa tidak rajin membaca buku Biologi pegangannya. Hal
ini menjadi salah satu faktor besar mengapa siswa kurang bisa memahami beberapa
materi konsep Biologi.
Untuk itulah diperlukan media yang menyenangkan dan
mampu membangkitkan motivasi belajar pada siswa. Berdasarkan penjelasan diatas
diperlukan adanya media alternatif pembelajaran yang mampu meningkatkan
pemahaman siswa pada mata pelajaran Biologi. Media alternatif yang bisa
mengatasi kejenuhan dan membangkitkan minat baca pada siswa salah satunya
adalah komik.
B.
Rumusan Masalah
1. Apakah komik dapat digunakan sebagai media
pembelajaran Biologi?
2. Bagaimana cara menyusun komik sebagai media
pembelajaran Biologi?
3. Apa Kelebihan dan kekurangan komik sebagai media
pembelajaran?
4. Bagaimana efesiensi komik sebagai media pembalajaran Biologi?
C. Tujuan
Penulisan
Penulisan makalah ini bertujuan untuk :
1. Mengetahui bagaiamana komik dapat digunakan sebagai media pembelajaran Biologi.
2. Mengetahui bagaimana komik dirancang
sebagai media pembelajaran Biologi.
3. Mengetahuii kelebihan dan kekurangan dari
komik sebagai media pembelajaran.
4. Mengetahui efesiensi komik sebagai media pembelajaran Biologi.
D. Manfaat Penulisan
Karya ilmiah yang berjudul “Pemanfaatan Komik sebagai Media Pembelajaran Biologi dalam Meningkatkan
Pemahaman Konsep Biologi” mempunyai manfaat praktis dan teoritis. Secara
praktis Karya ilmiah ini diharapkan dapat meningkatkan minat dan prestasi siswa
terhadap mata pelajaran Biologi dengan menggunakan media komik sebagai media
pembelajaran. Secara teoritis karya ilmiah ini diharapkan dapat menjadi bahan
pertimbangan bagi para guru Biologi untuk menggunakan komik sebagai media
alternatif dalam pembelajaran Biologi.
BAB
II
LANDASAN
TEORI
A. Pengertian
Media
Kata
media berasal dari bahasa latin medius
yang secara harfiah berarti “tengah”, “perantara” atau “pengantar”. Dalam bahasa Arab,
media adalah perantara atau pengantara pesan dari pengirim kepada penerima
pesan. Gerlach dan Ely (1971) mengatakan bahwa media apabila dipahami secara
garis besar manusia , materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat
siswa mampu memperoleh pengetahuann, keterampilan, dan sikap. Dalam pengertian ini, guru, buku
teks dan lingkungan sekolah merupakan media.
Secara lebih khusus, penngertian media dalam proses belajar mengajar
cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis, atau elektronis
untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal (Azhar, 2009:3).
Batasan lain telah pula dikemukakan oleh para ahli
sebagai berikut. AECT (Association of
Edukation and Communication Technology, 1977) memberi batasan tentang media
sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau innformasi. Di samping sebagai
penyampai atau pengantar, media yang sering diganti dengan kata mediator
menurut Fleming adalah penyebab atau alat yang turut campur tangan dalam dua
pihak dan mendamaikannya (Azhar, 2009:3).
B. Pengertian
Pembelajaran
Pembelajaran pada
hakikatnya adalah proses komunikasi, yaitu proses penyampaian pesan dari sumber
pesan ke penerima pesan melalui saluran atau media tertentu. Untuk itu proses
komunikasi harus diciptakan dan diwujudkan melalui kegiatan penyampaian pesan,
tukar-menukar pesan atau informasi dari setiap pengajar pada pembelajar, atau
sebaliknya.
C. Pengertian
Media Pembelajaran
Media
pembelajaran adalah sarana pendidikan yang dapat digunakan sebagai perantara
dalam proses pembelajaran untuk mempertinggi efektivitas dan efisiensi dalam
mencapai tujuan pengajaran. Dalam pengertian yang lebih luas media pembelajaran
adalah alat, metode, dan teknik yang digunakan dalam rangka lebih
mengefektifkan komunikasi dan interaksi antara pengajar dan pembelajar dalam
proses pembelajaran di kelas (Sanaky, 2009:4).
D. Tujuan
Media Pembelajaran
a. Mempermudah
proses pembelajaran di kelas.
b. Meningkatkan
efisiensi proses pembelajaran.
c. Menjaga
relevansi antara materi pelajaran dengan tujuan pembelajaran.
d. Membantu
konsenterasi pembelajar
dengan proses pembelajaran (Sanaky,2009:5).
E. Fungsi
Media Pembelajaran
a. Fungsi
atensi media pembelajaran merupakan inti, yaitu menarik dan mengarahkan perhatian siswa untuk
berkonsentrasi kepada isi pelajaran yang berkaitan dengan materi pelajaran.
b. Fungsi
afektif media pembelajaran dapat terlihat tingkat kenikmatan siswa ketika
belajar.
c. Fungsi
kognitif media pembelajaran terlihat darri temuan-temuan penelitian yang
mengungkapkan bahwa lambang media pembelajaran memperlancar pencapaian tujuan
untuk memahami dan mengingat informasi atau pesan yang terkandung dalam media
pembelajaran.
d. Fungsi
kompensatoris media pembelajaran
berfungsi untuk mengakomodasikan siswa yang lemah dan lambat menerima
dan memahami isi pelajaran yang disajikan melalui media pembelajaran (Arsyad,
2009: 17).
F. Manfaat
Media Pembelajaran
1. Pengajaran
lebih menarik perhatian pembelajar sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar.
2. Bahan
pengajaran akan lebih jelas maknanya, sehingga dapat lebih dipahami pembelajar,
serta memungkinkan pembelajar menguasai tujuan pengajaran dengan baik.
3. Metode
pembelajaran bervariasi, tidak semata-mata hanya komunikasi verbal melalui
penuturan kata-kata lisan pengajar, pembelajar
tidak bosan, dan pengajar tidak kehabisan tenaga.
4. Pembelajar
lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya bahan yang
mengutamakan mendengarkan penjelasan dari pengajar saja, tetapai juga aktivitas
lain yang dilakukan seperti, mengamati,
melakukan, mendemonstrasikan, dan lain-lain (Sanaky,2009:5).
G. Macam-Macam Media Pembelajaran
Media
pembelajaran apabila dilihat dari sudut pandang yang luas, tidak hanya terbatas
pada alat-alat audio, visual, audio-visual saja. Melainkan sampai pada kondisi pribadi pembelajar dan
tingkah laku pengajar, maka media pembelajaran diklasifikasian sebagai berikut:
1. Bahan
yang mengutamakan kegiatan membaca atau dengan menggunakan simbol-simbol kata
dan visusl (bahan-bahan cetakan dan bacaan).
2. Alat-alat
audio-visual, alat-alat yang tergolong ke dalam kategori ini, yaitu:
a. Media
proyeksi (slide, flime, dan LCD).
b. Media
non-proyeksi (papan tulis, poster, papan temple, kartun, papan plnel, komik,
bagan, diagram, gambar, grafik).
c. Benda
tiga dimensi antara lain benda tiruan, peta, globe, dan alat peraga sederhana.
d. Kumpulan
benda-benda (material collections),
yaitu berupa peninggalan sejarah, dokumentasi, bahan-bahan yang memiliki nilai
sejarah, jenis kehidupan, mata pencaharian, industri, perbankan, perbankan,
agama, kebudayaan, dan politik.
e. Contoh-contoh
kelakuan, perilaku pengajar. Pengajar pemberi contoh perilakuatau suatu
perbuatan. Misalnya, mencontohkan suatu perbuatan dengan gerakan tangan dan
kaki, gerakan badan, mimik, dan lain-lain. Media pembelajaran jenis ini sangat
tergantung pada inisiatif
dan kreasi pengajar dan “jenis media seperti ini, hanya dapat dilihat, dan
ditirukan oleh pembelajar (Sanaky, 2009:38).
H. Pengertian
Komik
Secara bahasa komik yang berasal
dari bahasa yunani adalah cerita bergambar berbentuk dua dimensi yang bercerita
bermacam-macam bahkan hal yang dianggap mustahil untuk terjadi dalam kehidupan
sehari-hari. Jadi, komik dapat didefinisikan sebagai suatu bentuk kartun yang
mengungkapkan karakter dan memerankan suatu cerita dalam urutan yang erat
dihubungkan sebagai gambar dan dirancang untuk memberikan hiburan kepada para
pembaca. Komik juga dapat diartikan sebagai suatu
bentuk seni yang menggunakan gambar-gambar tidak bergerak yang disusun
sedemikian rupa sehingga membentuk jalinan cerita.
Komik memusatkan perhatian disekitar
rakyat. Ceritanya mengenai diri pribadi sehingga pembaca dapat segera
mengidentifikasikan dirinya melalui perasaan serta tindakan dari
perwatakan-perwatakan tokoh utamanya. Cerita di dalam komik ringkas dan menarik
perhatian, dilengkapi dengan aksi, bahkan dalam lembarang surat kabar dan
buku-buku, komik dibuat lebih hidup, serta diolah dengan pemakaian warna-warna
utama secara bebas.
Komik
dicetak dan diterbitkan di atas kertas dan dilengkapi dengan teks. Komik dapat diterbitkan
dalam berbagai bentuk, mulai dari strip dalam koran,dimuat dalam majalah,
hingga berbentuk buku tersendiri.
Komik
dapat terbagi menjadi beberapa jenis, yaitu :
1. Komik
karikatur
Komik karikatur
biasanya hanya berupa satu tampilan saja, dimana di dalamnya bisa terdapat
beberapa gambar yang dipadu dengan tulisan-tulisan. Biasanya komik tipe
kartun/karikatur ini berjenis humor (banyolan) dan editorial (kritikan) atau
politik (sindiran) dapat menimbulkan sebuah arti sehingga si pembaca dapat
memahami maksud dan tujuannya.
2.
Komik Strip
Komik Strip (Strip comics) adalah sebuah gambar atau
rangkaian gambar yang berisi cerita. Komik Strip ditulis dan digambar oleh
seorang kartunis, dan diterbitkan secara teratur (biasanya harian atau
mingguan) di surat kabar dan di internet. Biasanya terdiri dari 3 hingga 6
panel atau sekitarnya. Penyajian isi cerita juga dapat berupa humor/banyolan
atau cerita yang serius dan menarik untuk disimak setiap periodenya hingga
tamat.
3.
Buku Komik
Rangkaian
gambar-gambar, tulisan dan cerita dikemas dalam bentuk sebuah buku (terdapat
sampul dan isi). Buku Komik (Comic Book)
ini sering disebut sebagai komik cerita pendek, yang biasanya dalam Buku Komik
berisikan 32 halaman, biasanya pada umumnya ada juga yang 48 halaman dan 64 halaman,
dimana didalamnya berisikan isi cerita, iklan, dan lain-lain.
BAB
III
PEMBAHASAN
A.
Penggunaan Komik
sebagai Media Pembelajaran Biologi
Media
pembelajaran komik merupakan salah satu contoh dari jenis media pembelajaran
visual. Komik merupakan buku bergambar
yang biasanya berisi cerita khayal, dimana tokoh dalam komik adalah kartun.
Oleh sebab itu anak-anak lebih senang membaca komik dari pada membaca buku
pelajaran.
Menurut
Hamalik (2002:117) periode masa remaja yaitu periode masa permulaan pubertas
dengan kedewasaan yang secara kasar antara usia 14-25 tahun untuk laki-laki dan
antara usia 12-21 tahun untuk anak perempuan. Pada masa tersebut memerlukan
suatu media untuk membangkitkan minat, serta untuk memperluas minat baca.
Sudjana (2002:69) menyatakan bahwa buku-buku komik maupun gambar dapat
dipergunakan secara efektif oleh guru-guru dalam usaha membangkitkan minat,
mengembangkan pembendaharaan kata-kata,
dan keterampilan membaca serta memperluas minat baca. Ketertarikan siswa
terhadap komik dapat dijadikan guru sebagai dasar untuk merancang media
pembelajaran yang menarik. Kerumitan bahan ajar yang akan disampaikan pada
siswa dapat disederhanakan dengan bantuan media pembelajaran dalam bentuk
komik.
Media
pembelajaran dapat membantu guru menyampaikan materi kepada siswa. Media
pembelajaran sendiri merupakan segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan dari
pengirim kepada penerima pesan, dari guru kapada siswa sehingga terjadi proses
pembelajaran. Media pembelajaran biologi dalam bentuk komik diharapkan dapat
menimbulkan kegairahan siswa dalam belajar sehingga siswa berminat terhadap
pelajaran biologi. Salah satu media pembelajaran yang dirasa mampu meningkatkan
minat siswa adalah komik.
Komik
merupakan media yang unik dengan menggabungkan teks dan gambar dalam bentuk
yang kreatif. Guru dapat menggunakan komik secara efektif dalam usaha untuk
membangkitkan minat baca, mengembangkan perbendaharaan kata-kata dan
keterampilan. Hal ini didukung dengan fakta yang terjadi di lapangan sendiri
bahwa remaja usia sekolah menengah memang sangat menggemari komik.
Di
dalam makalah ini penulis menganjurkan untuk menggunakan
media komik sebagai pembelajaran biologi karena biologi yang hampir semua
materi berupa bacaan serta gambar-gambar dan bukan rumus-rumus seperti matematika
ataupun fisika maka untuk memahami materi biologi memerlukan waktu yang lebih
untuk membaca dan memahami materi.
Penerapan komik sebagai pembelajaran biologi merupakan salah satu contoh
penerapan dari ilmu pengetahuan. Komik yang identik bertujuan untuk menghibur
pembaca dapat dijadikan salah satu medi pembelajaran, akan tetapi untuk
mendesain buku yang berupa komik ini diperlukan kreatifitas dari seorang guru.
Seorang guru harus benar-benar memperhatikan bagaimana cara menyampaikan pesan yang
akan diajarkan melalui komik tersebut. Dengan adanya
media komik sebagai sumber untuk belajar diharapkan
akan
mempermudah pebelajar dalam proses pembelajaran, khususnya dalam merealisasi
konsep-konsep pelajaran yang bersifat abstrak apabila disajikan dalam bentuk
teori saja dan perlu adanya penyajian konkrit, seperti konsep-konsep pada ilmu sains. Dalam
hal inilah komik pembelajaran berperan besar dalam menyajikan konsep-konsep
abstrak tersebut ke dalam contoh yang konkrit dalam ke hidupan sehari-hari.
Itulah yang menjadi inti penerapan dari teknologi pendidikan, yaitu untuk
memecahkan permasalahan dalam proses belajar, sehingga proses pembelajaran
dapat berjalan efektif, efisien, dan menarik.
B.
Penyusunan Komik
sebagai Media Pembelajaran Biologi
Dengan
menciptakan media yang menarik bagi siswa, siswa akan lebih mudah memahami
pelajaran Biologi. Dalam
pembuatan komik sains yang sesuai dengan target audience dan tujuan pembelajaran, terdapat beberapa variabel
berikut yang patut diperhatikan antara
lain :
a) Variabel
Materi Pelajaran
1.
Hendaknya materi
pelajaran yang akan dibuat komik mengikuti kurikulum yang berlaku agar target audience dapat segera menyesuaikan
dengan pelajaran sekolahnya.
2.
Pembagian materi
pelajaran pada setiap komik dapat bervariasi. Namun sebaiknya dibagi menurut
bab bahasan untuk setiap komik karena setiap bab berbeda-beda pembahasannya,
sehingga tidak tercampur.
b) Variabel
Komik
·
Struktur komik :
Pada
sisi komik terdapat beberapa variabel yang patut diperhatikan untuk membuat
komik sains yang sesuai antara lain:
1. Paneling.
Karena yang diutamakan adalah konten pendidikan, maka paneling yang digunakan hendaknya bukan yang rumit atau menggunakan
banyak bentuk. Paneling komik sains
biasanya sederhana. Penggunaan panel
elaborate juga sering digunakan. Alur pada panel mengadaptasi yang umum
digunakan.
2. Penggunaan
gaya gambar yang berbeda sesuai tujuan. Antara lain gaya kartun untuk
penjelasan proses, ilustrasi untuk menjelaskan struktur dan fotografi untuk
menegaskan dan memperjelas contoh.
3. Penciptaan
karakter sesuai target audience.
Untuk komik sains Biologi yang target audiencenya anak dan remaja, maka gaya
kartun yang paling cocok karena
dapat berbaur dengan anak-anak dan tidak terlihat aneh. Juga memberikan atribut
sifat (psikologis) dan fisik yang mendekati kegemaran dan kebiasaan target audience. Sikap tubuh dan ekspresi dan
penggunaan simbol-simbol yang mewakili sifat dari karakter juga sangat penting
agar karakter semakin terasa hidup. Semakin dekat kemiripan semakin membaur
pula karakter, karena target audience
melihat kesamaan dirinya pada karakter.
4. Penggambaran
citra pada latar yang realistis untuk membuat karakter menghayati lokasi yang
membuat target audience larut dalam cerita. Dalam membangun setting lokasi pada
komik sains Biologi ini, digunakan lokasi yang dekat dengan kehidupan target audience.
5. Gunakan
transisi antar panel sesuai tujuan. Dalam komik sains Biologi, transisi yang
digunakan adalah transisi subyek-subyek dan aksi ke aksi karena dinilai paling
efektif namun tetap menjaga jalan cerita. Transisi yang bertujuan memainkan
emosi pembaca seperti halnya komik fiksi bukan menjad hal yang utama, namun
tetap digunakan agar tidak hilang keseruannya.
6. Penggunaan
intensitas dan sudut pandang yang beragam dapat digunakan saat tidak
menjelaskan materi. Hal ini dimaksudkan untuk menciptakan variasi dan
meningkatkan keseruan.
7. Komik
pendidikan sebaiknya berwarna karena elemen warna dapat memenuhi kebutuhan anak
dan berimajinasi dan membayangkan bagaimana rupa yang sebenarnya.
8. Adanya
kuis yang berupa permainan untuk memberi tes pada target audience untuk menguji pemahamannya. Kuis dibuat dalam bentuk
permainan agar anak merasa senang saat mengerjakannya.
·
Penceritaan :
1. Cerita
yang diadaptasikan yang sesuai dengan kesukaan target audience. Pada komik sains
Biologi ini mengadaptasi cerita petualangan yang disesuaikan dengan tema materi
bahasan seperti materi tentang tumbuhan.
2. Plot
yang digunakan pada komik pendidikan sebaiknya plot maju / progresif agar
pembaca tidak bingung. Hal ini sesuai dengan materi pelajaran yang mengadaptasi
sistem progresif untuk meningkatkan
kemampuan siswa yaitu pembahasan dari yang mudah ke yang sulit. Plot mundur
bisa digunakan di awal cerita, namun hendaknya tidak digunakan pada saat
menerangkan materi bahasan.
3. Dalam
bercerita usahakan menciptakan penokohan yang beragam sifatnya agar cerita
dapat terus mengalir alami. Dalam perancangan komik sains Biologi ini cerita
petualangan diberi tantangan sehingga semakin seru dan dengan penokohan yang
beragam seperti ada yang protagonis dan antagonis.
Dalam komik sains, posisi penokohan protagonis
biasanya menjadi tokoh utama yang membawa sifat-sifat positif dan layak menjadi
panutan antara lain seperti baik hati, tidak sombong, semangat dan gigih,
pantang menyerah, rajin belajar dan sebagainya.
Setelah memperhatikan tahapan penerapan komik
sebagai media pembelajaran maka penerapan dari komik tersebut kepada siswa
adalah dengan menerangkan materi melalui komik, akan lebih baik ketika
menerangkan materi tersebut setiap siswa mempunyai buku masing-masing sehingga
mereka dapat lebih mudah untuk memahami materi tersebut. Selain itu siswa juga
akan lebih tertarik untuk membaca materi tersebut karena mereka mempunyai rasa
penasaran tentang akhir cerita tersebut.
Komik
sains Biologi mempunyai bermacam-macam tema. Harapannya Biologi bisa berkembang
pada tema-tema berikutnya sehingga dapat meningkatkan minat baca anak terhadap
Biologi dan menambah wawasan. Komik sains Biologi yang menyesuaikan dengan kurikulum
pendidikan di Indonesia misalnya untuk kelas 7 dapat dikembangkan dengan
berbagai macam tema diantaranya sebagai berikut :
a) “Pengamatan Gejala Alam” yang membahas
tentang pengamatan pada alam dan obyeknya, cara kerja dengan peralatan
mikroskop sebagai bagian dari pengamatan alam serta keselamatan kerja agar
kegiatan pengamatan sesuai dengan keinginan dan lancar.
b) “Makhluk Hidup dan Ciri-cirinya”
yang akan menjelaskan tentang berbagai ciri-ciri makhluk hidup, perbedaan mahkluk hidup antara
hewan dan tumbuhan.
c) “Klasifikasi Makhluk Hidup” yang
akan membahas tentang penggolongan- penggolongan makhluk hidup dalam
beberapa kelompok sesuai dengan ciri-ciri khususnya yang kadang tidak bisa
dilihat dengan mata telanjang. Mengelompokkan sesuai jenis pemberian nama ilmiah dan kunci
determinasi untuk mengelompokkan makhluk hidup sesuai denganpengamatan pada
cirri-cirinya.
d) “Keanekaragaman Pada Sistem
Organisasi Kehidupan” seri ini akan mendeskripsikan dan menjelaskan
tentang sel, jaringan dan organ yang
terdapat pada makhluk hidup .
e) “Ekosistem” yang akan membahas
tentang mengenai pengertian ekosistem, alur dan hubungan saling ketergantungan serta pola
interaksi organisme didalam ekosistem tersebut.
f) “Keanekaragaman Makhluk Hidup dan
Upaya Pelestariannya” yang akan mengangkat tentang keanekaragaman makhluk hidup
yang terdiri dari berbagai jenis dan peranan manusia untuk menjaga
keanekaragaman tersebut.
g) “Kepadatan Populasi dan
Lingkungannya” yang akan mengangkat tentang pengertian kepadatan populasi dn
pengaruhnya terhadap lingkungan.
h) “Pencemaran Lingkungan” yang akan
mengangkat tentang Keadaan lingkungan yang tercemar, jenis dan macamnya, menerangkan tentang kerugiannya serta
mengetasi pencemaran.
Dengan
semakin banyaknya komik sains Biologi yang beredar diharapakan siswa dapat
lebih senang membaca Biologi dan dapat menambah wawasan tentunya sesuai dengan
kesenangan mereka.
C.
Kelebihan dan Kekurangan Komik sebagai Media Pembelajaran
Pro dan kontra mengenai komik sudah berlangsung
bertahun-tahun. Bagi penggemarnya, komik merupakan hiburan yang sangat
menyegarkan. Banyak pula yang menganggapnya sebagai media pembelajaran yang
sangat menarik. Namun bagi penentangnya, komik dianggap sebagai buku haram yang
tidak berharga. Bagi mereka, komik hanya menjadi penghancur imajinasi.
Masing-masing kubu memang memiliki argumen tersendiri tentang hal ini. Tidak
ada salahnya bila kita melihat seperti apa nilai-nilai yang diperjuangkan dan
ditentang oleh setiap kubu. Disini Penulis tidak hanya menuliskan kelebihan dan
kelemahan komik sebagai media pembelajaran dalam ruang lingkup mata pelajaran
Biologi, akan tetapi kelebihan dan kelemahan komik sebagai media pembelajaran
secara global. Adapun kelebihan dan kelemahan komik sebagai berikut :
1. Kelebihan dari Komik sebagai Media Pembelajaran
Komik merupakan media pembelajaran yang sangat
potensial. Aspek visual merupakan salah satu yang ditawarkan oleh komik.
Kebanyakan orang merupakan pebelajar visual yang mengasosiasikan kepingan
informasi dengan imaji tertentu (Ascott 2006). Jadi, komik dapat dipakai untuk
menolong khususnya anak-anak dalam pembelajaran pada hampir seluruh topik.
Tanpa bermaksud melakukan propaganda, baiklah kita mulai melihat hal-hal
positif yang ditawarkan oleh komik. Kelebihan tersebut adalah :
a) Memotivasi
Hutchinson
(1949) menemukan bahwa 74% guru yang disurvei menganggap bahwa komik
"membantu memotivasi",
(sedangkan 79% mengatakan komik "meningkatkan partisipasi individu".
Satu guru bahkan mengatakan bahwa komik membuat pembelajaran menjadi
"pembelajaran yang sangat mudah" (Hutchinson, 1949). DC Comics, Thorndike,
dan Downes juga menemukan bahwa komik juga mampu memotivasi siswa ketika mereka
memperkenalkan buku latihan bahasa Superman ke kelasnya. Mereka menemukan bahwa
siswa memiliki “ketertarikan yang tak biasa” dan, sebagaimana ditulis’ “mampu
membuat siswa menyelesaikan tugas yang seharusnya diselesaikan dalam satu
minggu menjadi satu hari saja” (Sones, 1944). Hasil eksperimen di atas
menunjukkan kepada kita bahwa komik benar – benar mampu memotivasi siswa selama
proses belajar mengajar.
b)
Visual
Komik
terdiri dari gambar-gambar yang merupakan media visual. Adalah Sones’ (1944)
yang berkesimpulan bahwa kualitas gambar komik dapat meningkatkan kualitas
pembelajaran. Sones membagi empat ratus siswa kelas enam sampai kelas Sembilan
kedalam dua kelompok. Masing-masing
kelompok seimbang dalam pembagian kelas dan kecakapannya. Kelompok pertama
disuguhi pembelajaran cerita dengan menggunakan komik dan yang kedua hanya
menggunakan teks saja. Setelah itu, mereka dites untuk mengetahui isi dari
pembelajaran cerita itu. Setelah seminggu, prosesnya diubah, kelompok pertama
disuguhi teks saja sedang yang kedua diberikan komik. Kemudian kedua grup dites
lagi. Akhirnya, Sones (1944) berkesimpulan bahwa "pengaruh gambar terlihat
dalam hasil tes". Tes
pertama menunujukkan bahwa kelompok pertama mendapatkan nilai jauh lebih tinggi
daripada kelompok kedua. Dites kedua kelompok kedua mendapatkan nilai jauh
lebih tinggi daripada kelompok pertama.
c) Permanen
Menggunakan
komik sebagai media pembelajaran jauh berbeda dengan menggunakan film atau
animasi. Meskipun film dan animasi juga merupakan media visual, mereka hanya
dapat dilihat tanpa bisa mengulanginya sekehendak kita. Komik, berbeda
dengannya, merupakan media yang permanen. Sederhananya, jika siswa tidak
memahami suatu adegan film atau animasi, mereka tidak bisa mengulanginya. Tapi
dengan komik, mereka bisa mengulangi sesuka hati mereka.
d) Perantara
Karl
Koenke (1981) mengatakan bahwa komik bisa mengarahkan siswa untuk disiplin
membaca khususnya mereka yang tidak suka membaca atau yang memiliki
kekhawatiran akan kesalahan. Komik bisa menjadi jembatan untuk membaca buku
yang lebih serius. Haugaard (1973) mengatakan bahwa komik bisa mengubah
siswanya yang tidak suka membaca menjadi siswa penyuka Jules Verne and Ray
Bradbury.
e) Populer
Kita
bisa mengatakan bahwa siswa kita saat ini berada dalam budaya populer. Timothy
Morrison, Gregory Bryan, and George Chilcoat (2002) mengatakan bahwa dengan
memasukkan budaya populer kedalam kurikulum bisa menjembatani kesenjangan
perasaan siswa ketika di dalam dan luar sekolah. Komik adalah bagian dari
budaya populer. Kita tahu bahwa Spiderman and Batman adalah film yang diambil
dari komik. Ini akan berpengaruh terhadap keberhasilan siswa dalam belajar.
Dialog-dialog yang terdapat dalam gelembung bicara tokoh-tokoh komik bisa
digunakan untuk membantu siswa mengeksplorasi suatu tata bahasa Inggris. Dengan
kelebihan-kelebihan komik, seperti yang disebutkan di atas, pembelajaran diharapkan
lebih efektif sekaligus efisien. Untuk lebih menariknya, ada baiknya jika guru
menggunakan komik yang terkenal dan berbahasa Inggris. Namun, perlu
diperhatikan bahwa tidak setiap komik, meskipun berbahasa Inggris, bisa
digunakan untuk media pembelajaran bahasa Inggris. Pilihlah komik yang
menggunakan kalimat-kalimat sederhana dalam dialognya. Menurut penulis, komik
Tin Tin dan Garfield bisa memenuhi kriteria ini.
f) Mengenal
konsep
Anda
tentu tahu poster alfabet yang dilengkapi dengan gambar-gambar. Itu merupakan
salah satu contoh pemanfaatan gambar untuk memperkenalkan suatu konsep
tertentu, dalam hal ini alfabet.
g) Belajar
berhitung
Karakter
karya Fujiko F. Fujio “Doraemon” termasuk paling
dicintai anak-anak. Beberapa tahun yang lalu, komik Doraemon edisi belajar
berhitung juga diterbitkan. Komik-komik seperti ini tentu sangat bermanfaat dan
menolong karena menghadirkan nuansa belajar yang menyenangkan bersama tokoh
kesayangan.
h) Mengenal
lingkungan dan alam sekitar
Komik
yang memperkenalkan lingkungan dan alam sekitar juga sangat bermanfaat bagi
anak-anak. Anda tidak mungkin membawa anak-anak ke masa dinosaurus untuk
memperkenalkan mereka kepada Tyranosaurus, misalnya. Anak-anak pun bisa
diperkenalkan pada berbagai jenis tumbuhan dan hewan melalui komik.
i)
Membantu untuk memahami
cerita
Alur
cerita yang dituangkan dalam panel-panel gambar akan membantu mereka melihat
jalan cerita. Ilustrasi-ilustrasi yang sesuai dalam sebuah komik jelas membantu
anak-anak maupun mereka yang ingin menikmati sebuah cerita, namun belum lancar
membaca.
j)
Mendorong minat baca
Komik
juga membantu untuk membangkitkan minat baca anak-anak. Jaya Suprana (dalam
Sofwan 2007) mengaku kalau minat bacanya tumbuh akibat membaca komik
Mahabharata semasa kecilnya.
k) Komik
juga mengajarkan nilai-nilai moral
Sejumlah
komik menghadirkan nilai-nilai moral yang penting dikenal oleh siapa saja.
Sebut saja nilai persahabatan, kerja keras, kebersamaan, kegigihan dan semangat
pantang menyerah. Perhatikanlah komik-komik Jepang saya sengaja mengangkat
komik Jepang karena komik inilah yang saat ini merajai pasar banyak mengangkat
nilai-nilai tersebut. Komik olah raga umumnya mengajarkan nilai kerja keras,
kegigihan, dan semangat pantang menyerah.
l)
Komik merupakan sarana
hiburan yang tidak memakan waktu
Untuk
mengisi kejenuhan, komik bisa menjadi alternatif yang sangat cocok. Waktu yang
dibutuhkan untuk membaca komik tidak seperti ketika membaca novel. Sebab ada
banyak yang dapat diringkas oleh komik, misalnya penggambaran ekspresi wajah
dan penjelasan latar tempat.
2. Kelemahan
Komik sebagai Media Pembelajaran
Memang tidak semua isi komik memberikan pengajaran
yang positif. Di balik nilai-nilai yang telah disebutkan di atas, komik pun
memberikan dampak buruk yang perlu diwaspadai oleh para penggemarnya. Oleh
karena itu, hal-hal berikut ini perlu diwaspadai.
a) Komik
membatasi bahkan memungkinkan penumpulan imajinasi
Terlalu
banyak mengonsumsi komik pada bisa menumpulkan imajinasi pembaca. Perhatikanlah
prosa, seperti novel atau cerpen yang banyak menggambarkan wajah tokoh tertentu
dengan kata-kata daripada gambar. Pembaca diajak untuk membayangkan seperti apa
wajah tokoh tersebut. Atau ketika penulis menggambarkan latar tempat.
Aspek-aspek inilah yang dalam komik diterjemahkan dalam gambar dan membuat
pembaca langsung menikmatinya, tanpa harus membayangkan penggambaran tersebut
lewat pikirannya. Mula-mula, imajinasi hanya terbatas pada apa yang
digambarkan. Namun akhirnya, imajinasi bisa tumpul. Misalnya, hanya bisa
membayangkan latar tempat sebagaimana digambarkan pada komik atau hanya bisa
menggambar tokoh-tokoh seperti yang digambarkan komikus terkait. Butir ini
memang masih dapat diperdebatkan. Sebab banyak komikus ternama yang mengaku
mendapat inspirasi dan meluaskan imajinasinya dari karya-karya komikus lain.
Misalnya, Masashi Kishimoto penulis "Naruto" mengaku terinspirasi
oleh "Dragon Ball"-nya Akira Toriyama.
b)
Tidak mampu menikmati
dan mengapresiasi karya-karya sastra
Ketidakmampuan
untuk menggunakan imajinasi akhirnya bisa membuat kita sulit menangkap
penggambaran yang diberikan cerpen atau novel. Kalaupun dapat, pembayangan yang
kita miliki mungkin hanya terpaku pada pengalaman kita pada latar lingkungan
yang ditampilkan komik. Akhirnya, kita bisa kesulitan untuk merasakan keindahan
kosakata yang dipakai penulis. Padahal apresiasi prosa menjadi bagian pelajaran
bahasa Indonesia yang masih harus dijalani para siswa, minimal sampai tingkat
SMA.
c) Komik
menimbulkan efek adiktif
Efek
adiktif yang timbul bisa berupa keinginan untuk segera menikmati seri sambungan
(umumnya karena penasaran) atau sekadar membaca lebih banyak komik lainnya.
Efeknya, selain menghabiskan banyak dana untuk menyewa atau membeli edisi demi
edisi, rasa penasaran juga bisa mendorong kita untuk lebih banyak menghabiskan
waktu bersama komik.
D. Efesiensi
Komik sebagai Media Pembelajaran
Biologi
1. Efektifitas
Komik sebagai Media Pembelajaran
Biologi
Sumber belajar adalah daya yang bisa
dimanfaatkan guna kepentingan belajar-mengajar, baik secara langsung maupun
secara tidak langsung. Dalam memilih sumber belajar terdapat beberapa macam hal
yang harus dipertimbangkan antara lain ekonomis yang bukan berarti harganya
selalu harus rendah, bisa saja pengadaan sumber belajar itu cukup tinggi,
tetapi pemanfaatannya dalam jangka panjang terhitung murah, praktis dan
sederhana yang artinya tidak memerlukan pelayanan serta pengadaan sampingan
yang sulit dan langka, atau tidak memerlukan pelayanan yang menggunakan
keterampilan khusus yang rumit, mudah diperoleh, Bersifat fleksibel yang artinya
bisa dimanfaatkan untuk pelbagai tujuan instruksional dan tidak dipengaruhi
oleh faktor luar, misalnya kemajuan teknologi, nilai budaya, dan keinginan
berbagai pemakai sumber belajar itu sendiri, komponen-komponennya sesuai dengan
tujuan. Sering terjadi sumber belajar mempunyai tujuan yang sesuai, pesan yang
dibawa juga cocok, tetapi keadaan fisik tidak terjangkau karena di luar kemampuan
disebabkan oleh biaya yang tinggi dan banyak memakan waktu.
Berdasarkan sumber tersebut, dapat
disimpulkan komik memiliki berbagai keunggulan dibanding dengan media lain
seperti Animasi dan CD interaktif. Antara lain adalah biaya produksi yang
murah, sifatnya yang fleksibel (dapat dibawa dan dilihat sewaktu-waktu),
kekurangannya hanya pada kemampuan komik yang menampilkan gambar diam. Sedangkan film dapat menyajikan gambar
bergerak serta suara. CD Interaktif mempunyai kelebihan sebagai multimedia yang
mampu menampilkan gambar diam, gambar bergerak serta suara. Namun kelemahan
dari dua media tersebut adalah diperlukannya perangkat-perangkat untuk
melihatnya. Serta memerlukan tempat tersendiri. Pada film diperlukan perangkat
pendukung yaitu player, serta pada CD Interaktif diperlukan perangkat komputer.
Sehingga kedua media tersebut tidak bisa dilihat sewaktu-waktu. Atas alasan
biaya murah dan praktis serta cocok dengan psikologis anak yang memang menyukai
komik, maka media komik dipilih.
Menurut pakar komik Indonesia Hikmat
Darmawan, buku pelajaran akan lebih menarik dan mudah dipahami jika disajikan
dalam bentuk komik. Dengan belajar dari buku-buku ilmiah berbentuk komik,
kegiatan belajar bagi anak pun terasa tak membosankan. Suasana yang nyaman
tersebut akan membuat anak jadi lebih mudah memahami materi pelajaran yang
mereka pelajari. Jika suasana nyaman terbangun maka akan dapat menyerap materi
dengan mudah dan menyeimbangkan otak kanan dan otak kiri. Editor Bentara Kompas yang juga merupakan pengamat
komik dari Indonesia, Nirwan Arsuka mengatakan, saat ini hampir semua
pengetahuan ilmiah telah disajikan dalam bentuk komik. Buku pelajaran yang
dalam bentuk komik mampu terbukti efektif di beberapa negara maju terutama yang
menyadari dan memanfaatkan fungsi komik yang penuh gambar sehingga bisa
digunakan sebagai media mempermudah materi pelajaran yang sulit dan abstrak.
Seperti departemen pendidikan Jepang yang menerbitkan buku-buku komik pelajaran
yang resmi digunakan oleh siswa dalam kegiatan belajar di sekolah selayaknya patut dicontoh
oleh Indonesia yang memiliki banyak peminat komik.
2. Bukti-Bukti Empiris Pemanfaatan
Komik sebagai Media Pembelajaran Biologi
Beberapa
penelitian yang berkaitan dengan pemanfaatan komik sebagai media pembelajaran
Biologi telah dilaksanakan dalam 6 tahun terakhir ini (2005-2012).
Penelitian-penelitian tersebut dilaksanakan di Sekolah Dasar (SD), dan juga di
Sekolah Menengah Atas (SMA) oleh para dosen Biologi, maupun para mahasiswa yang
berkolaborasi dengan guru pengampu mata pelajaran biologi atau IPA di sekolah
masing-masing.
Hasil-hasil
penelitian yang dilakukan di SMA N 1 Bojong Pekalongan oleh Ary Nur
Wahyuningsih (2011) yang menerapkan pembelajaran strategi PQ4R menggunakan
media komik bergambar materi sistem saraf
manusia menunjukkan adanya peningkatan hasil tes dan keaktifan siswa apabila
dibandingkan dengan sebelum menerapkan dengan media komik bergambar pada strategi
PQ4R, perhitungan gain score adalah g = 0,44 (kriteria sedang). Dari perhitungan
tersebut diketahui gain score ujicoba
kelas XI IPA 1: 0,44 termasuk kategori sedang, ini berarti rata-rata
peningkatan hasil belajar tergolong sedang. Hasil ketuntasan peserta uji coba
kelas besar sebanyak 36 peserta didik dari
40 anak memiliki nilai di atas 71. Hasil ini menunjukkan secara klasikal
pembelajaran menggunakan media komik
bergambar ini dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik dan ketuntasan klasikal lebih dari 75%. Dapat
disimpulkan bahwa selain media buku ajar
dan chart sistem saraf manusia hasil pengembangan berupa media pembelajaran
komik bergambar materi system saraf manusia
untuk pembelajaran yang menggunakan strategi PO4R dapat menumbuhkan sikap positif siswa, meningkatnya minat membaca, aktivitas, dan
hasil belajar siswa secara
klasikal serta dapat mejadi media pembelajaran alternatif.
Penelitian
lain dilakukan oleh Netty dkk. (2005) mengenai Pemberdayaan Media
Komik Ilmu Pengetahuan Alam (Kolam). Jenis penelitian yang dilakukan
adalah
eksperimental dengan rancangan penelitian Randomized Control
Only Design. Setelah dilaksankan tes hasil belajar
di kelas V diperoleh nilai
rata-rata kelas eksperimen 21.7 dan kelas kontrol 17,25. Hasil ini kemudian dianalisis
dengan uji normalitas,
uji homogenitas dan uji kesamaan dua rata-rata. Dari hasil tersebut
didapatkan t hitung >t tabel , berarti
terdapat perbedaan
antara kelas
eksperimen
dengan kelas kontrol. Sedangkan
untuk kelas
VI untuk tes I diperoleh
rata-rata kelas eksperimen 18,73 dan kelas kontrol 15,58, dan untuk tes II diperoleh nilai rata-rata kelas eksperimen 15.6 dan kelas kontrol 12,8. Hasil ini kemudian
dianalisis dengan uii normalitas, uji homogenitas dan uji kesamaan dua rata-rata.
Dari hasil
didapatkan
t hitung >t tabel . Berarti terdapat perbedaan antara kelas
eksperimen dan kelas kontrol. Dari perolehan nilai rata-rata hasil belajar IPA pada kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan
kelas
kontrol, setelah
dilakukan uji
statistik dapat disimpulkan bahwa pembelajaran menggunakan media KOLAM lebih
baik dari pembelajaran biasa dan pembelajaran dengan menggunakan media KOLAM dapat meningkatkan motivasi belajar
siswa.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
1.
Komik merupakan media
yang unik dengan menggabungkan teks dan gambar dalam bentuk yang kreatif dan menarik, dalam
merealisasi konsep-konsep pelajaran yang bersifat abstrak ke dalam contoh yang
konkrit dalam ke hidupan sehari-hari,
oleh karena itu komik dapat digunakan sebagai media pembelajaran Biologi
sehingga menumbuhkan
minat siswa terhadap pelajaran Biologi.
2.
Dalam pembuatan komik
sains yang sesuai dengan target audience
dan tujuan pembelajaran harus
memperhatikan dua variable, yaitu variabel mata pelajaran dan variabel komik.
Dalam variabel komik haru memperhatikan dua unsur penting yaitu struktur komik
dan penceritaan. Tema yang dikembangkan harus
menyesuaikan
dengan kurikulum pendidikan di Indonesia, khususnya untuk mata pelajaran
Biologi.
3.
Kelebihan dan kekurangan komik sebagai media pembelajaran, yaitu:
Ø Kelebihan
dari komik sebagai media pembelajaran
antaralain: memotivasi, disajikan dalam bentuk visual, bersifat permanen, sebagai perantara, sangat populer, mengenal konsep, membantu belajar berhitung, membantu mengenal
lingkungan dan alam sekitar, membantu
untuk memahami cerita, mendorong
minat baca, komik
juga mengajarkan nilai-nilai moral,
dan komik merupakan sarana hiburan yang tidak memakan
waktu.
Ø Kelemahan komik sebagai media pembelajaran antaralain: komik membatasi
bahkan memungkinkan penumpulan imajinasi,
tidak mampu menikmati dan mengapresiasi karya-karya
sastra, dan komik menimbulkan efek
adiktif.
4.
Buku pelajaran dalam bentuk komik mampu terbukti efektif di
beberapa negara maju terutama yang menyadari dan memanfaatkan fungsi komik yang
penuh gambar sehingga bisa digunakan sebagai media mempermudah materi pelajaran
yang sulit dan abstrak. Dengan beberapa bukti empiris yaitu
penelitian-penelitian yang dilakukan di beberapa sekolah Indonesia terkait
dengan pemanfaatan komik sebagai media pembelajaran baik mata pelajaran biologi
atau IPA memberikan hasil yang menunjukan bahwa komik dapat meningkatkan
presatasi belajar dan keaktifan siswa.
B. Saran
Komik
sebagai media pembelajaran terbukti cukup efektif untuk meningkatkan minat dan prestasi
belajar siswa terhadap mata pelajaran Biologi. Berdasarkan penjelasan tersebut,
penulis memberikan beberapa saran antaralain:
1.
Pemerintah
diharapkan memperbanyak buku maupun modul pembelajaran Biologi dalam bentuk
komik untuk menambah wawasan para pembacanya dengan tema yang disesuaikan
dengan kurikulum pendidikan di Indonesia.
2.
Untuk guru mata
pelajaran Biologi diharapkan mampu untuk memanfaatkan komik sebagai media
pembelajaran biologi, dan mampu untuk membuat komik sains Biologi disesuaikan
dengan materi yang ada secara kreatif, inovatif, dan imajinatif.
3.
Siswa diharapkan
lebih meningkatkan minat bacanya melalui buku pembelajaran yang berupa komik,
sehingga wawasan dan ilmu pengetahuannya semakin meningkat.
DAFTAR PUSTAKA
Aliya, Nuzul. 2012. Komik sebagai Media
Pembelajaran Biologi Materi Kingdom Animalia untuk Siswa SMP Kelas VII. Makalah
Bahasa Indonesia. Universitas Negeri Yogyakarta. Yogyakarta.
Arjuna.
2011. Komik sebagai Media Pembelajaran. http://arjunabelajar.blogspot.com/2011/03/komik-sebagai-media-pembelajaran.html. 9
Desember 2013 (20:46).
BAB I Pendahuluan. digilib.its.ac.id/.../ITS-Undergraduate-14077-3405100039-Chapter1.pdf.
9 Desember 2013 (20:15).
Lestari, dkk. 2009. Media Komik. Makalah Media Grafis. Universitas
Pendidikan Indonesia. Bandung.
Netty, dkk. 2005. Pemberdayaan Media Komik
Ilmu Pengetahuan Alam (Kolam) untuk Meningkatkan Pemahaman
Konsep IPA. Makalah Program Kreativitas Mahasiswa Penelitian (PKMP).
Universitas Negeri Padang. Padang.
Sari, A. 2011. Pengembangan Media Komik dalam Pembelajaran Biologi Pada Materi Sistem Pencernaan Manusia di SMP Kelas VIII. http://glameestoryofaizee.blogspot.com/2010/05/pengembangan-media-komik-dalam.html. 9 Desember 2013 (20:27).
Wahyudi, U. 2011. Komik Sebagai Media Pembelajaran 2. http://uuntriwahyudi.blogspot.com/2011/05/komik-sebagai-media-pembelajaran-2.html. 10 Desember 2013 (16:35).
Wahyuningsih, Ary. 2011. Pengembangan Media Komik
Bergambar Materi Sistem Saraf untuk Pembelajaran yang Menggunakan Strategi PQ4R.
Jurnal PP 2(1): 102-110.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar